PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang manusia akan memiliki perilaku
yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada
yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya
jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling
berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok
dalam masyarakat.
Perkembangan masyarakat pada abad 20 ini
tidak dapat lepas dari berbagai macam pengaruh masuknya tata nilai budaya yang
baru. Perubahan struktur masyarakat menyebabkan lahirnya berbagai topik kajian
sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di
mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara.
Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Dalam makalah ini akan dituliskan tentang
perkembangan Sosiologi sebagai ilmu di indonesia beserta penjelasan tokoh
Sosiologi Indonesia atau Bapak Sosiologi Selo Soemardjan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana
perkembangan Sosiologi di Indonesia?
- Siapa sajakah tokoh Sosiologi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
- Mengetahui
perkembangan Sosiologi di Indonesia.
- Mendeskripsikan tokoh Sosiologi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Sejak jaman kerajaan di Indonesia
sebenarnya para raja dan pemimpin di Indonesia sudah mempraktikkan unsur-unsur
Sosiologi dalam kebijakannya begitu pula para pujangga Indonesia. Misalnya saja
Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka Mangkunegoro dari Surakarta, mengajarkan
tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari
golongan-golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi,
terutama dalam bidang hubungan antar golongan (intergroup relations).
Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan
nasional di Indonesia, memberikan sumbangan di bidang sosiologi terutama
mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dengan
nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa
karya tulis orang berkebangsaan belanda yang mengambil masyarakat Indonesai
sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje, C. Van Vollenhoven, Ter Haar,
Duyvendak dll.
Kuliah-kuliah Sosiologi mulai diberikan
sebelum Perang Dunia ke dua diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtshogeschool) di Jakarta. Inipun kuliah Sosiologi masih sebagai pelengkap
bagi pelajaran Ilmu Hukum. Sosiologi yang dikuliahkan sebagin besar bersifat
filsafat Sosial dan Teoritis, berdasarkan hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold
Von Wiese, Bierens de Haan, Steinmetz dan sebagainya.
Pada tahun 1934/1935 kuliah-kuliah
Sosiologi pada sekolah Tinggi Hukum tersebut malah ditiadakan. Para Guru Besar
yang bertaggung jawab menyusun daftar kuliah berpendapat bahwa pengetahuan dan
bentuk susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak
diperlukan dalam pelajaran hukum.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenario Kolopaking,
untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948) pada Akademi Ilmu Politik
di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM . Kemudian
pendidikan mulai di buka dengan memberikan kesempatan kepara para mahasiswa dan
sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa
orang Indonesia yang memperdalam pengetahuan tentang sosiologi.
Para pengajar sosiologi teoritis filosofis
lebih banyak mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J. Bouman, yaitu Algemene
Maatschapppijleer dan Sociologie, bergrippen en problemen serta buku Lysen yang
berjudul Individu en Maatschapppij.
Buku-buku Sosiologi lainnya adalah
Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas karya Mayor Polak, seorang warga Negara
Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat pelajaran
sosiologi sebelum perang dunia kedua pada universitas Leiden di Belanda. Beliau
juga menulis buku berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan politik
terbit pada tahun 1967. Penulis lainnya Selo Soemardjan menulis buku Social
Changes in Yogyakarta pada tahun 1962. Selo Soemardjan bersama Soelaeman
Soemardi, menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text book ilmu
sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai dengan pengantar ringkas dalam
bahasa Indonesia dirangkum dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi terbit tahun
1964, telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa fakultas Sosial dan Politik
UGM, UI dan UNPAD.
Penelitian-penelitian sosiologi di
Indonesai belum mendapat tempat yang sewajarnya, oleh karena masyarakat masih
percaya pada angka-angka yang relative mutlak, sementara sosiologi tidak akan
mungkin melakukan hal-hal yang berlaku mutlak disebkan masing-masing manusia
memiliki kekhususan. Apalagi masyarakat Indonesai merupakan masyarakat majemuk
yang mencakup berates suku.
B. Tokoh Sosiologi di Indonesia
Banyak nama atau orang Indonesia yang
menjadi ahli atau sosiolog besar dalam perkembangan sosiologi di Indonesi.
Salah satunya adalah Prof. Dr. Selo Soemardjan Berikut biografi singkat dan
peran – peran tokoh tersebut dalam perkembangan sosiologi di Indonesia :
1. Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo
Soemardjan atau Bapak Sosiologi Indonesia
Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo
Soemardjan (lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915
– meninggal di Jakarta, 11 Juni 2003
pada umur 88 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Beliau juga disebut sebagai Bapak
Sosiologi Indonesia.
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari
pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi
dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia
(UI).
Ia dikenal sangat disiplin dan selalu
memberi teladan konkret. Ia ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu
pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI).
Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia
memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit
untuk diam.
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi
Indonesia setelah tahun 1959 -- seusai meraih gelar doktornya di Cornell
University, AS -- mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah
pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia
menerima Bintang Mahaputra
Utama dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar
ilmuwan utama sosiologi.
Pendiri FISIP UI ini, memperoleh gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai
akhir hayatnya justeru mengajar di Fakultas Hukum UI. Ia dibesarkan di
lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng
Raden Tumenggung Padmonegoro, adalah pejabat tinggi di kantor Kasultanan
Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- begitu nama aslinya-mendapat
pendidikan Belanda.
Meski lebih dikenal sebagai guru besar,
Selo jauh dari kesan orang yang suka "mengerutkan kening". Di
lingkungan keluarga dan kampus, dia justru dikenal sebagai orang yang suka
melucu dan kaya imajinasi, terutama untuk mengantar mahasiswanya pada
istilah-istilah ilmu yang diajarkannya. "Kalau menjelaskan ilmu ekonomi
mudah dimengerti karena selalu disertai contoh.
Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah
dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei
1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi
Pemerintahan. Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah
Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19
Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam, lencana, dan sejumlah uang.
Pendidikan yang
ditempuh oleh Selo
Soemardjan adalah HIS, Yogyakarta (1921-1928), MULO, Yogyakarta (1928-1931),
MOSVIA, Magelang (1931-1934), kemudian dilanjutkan di Universitas Cornell,
Ithaca, New York, AS (Sarjana, 1959 Doktor, 1959)
Perjalanan karirnya
meningkat setahap demi setahap sebagai berikut
- Pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta (1935-1949)
- Kepala Staf Sipil Gubernur Militer
Jakarta Raya (1949-1950)
- Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet
Perdana Menteri (1950-1956)
- Sekretaris Badan Pengawas Kegiatan
Aparatur Negara (1959- 1961)
- Kepala Biro III Sekretariat Negara
merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
- Sekretaris Menteri Negara Ekonomi,
Keuangan, dan Industri (1966-1973)
- Sekretaris Wakil Presiden RI (1973-1978)
- Asisten Wakil Presiden Urusan
Kesejahteraan Rakyat (1978- 1983)
- Staf Ahli Presiden RI (1983-sekarang)
- Guru Besar Universitas Indonesia
Karya yang
dihasilkan semasa hidupnya antara lain :
- Social Changes in Yogyakarta (1962)
- Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963)
- Desentralisasi Pemerintahan
Penghargaan yang
diterima antara lain
- Bintang Mahaputra
Utama dari pemerintah 17 Agustus 1994
- Gelar ilmuwan utama sosiologi 30 Agustus
1994
- Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari
Universitas Gadjah Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM
tanggal 19 Januari 2002
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah sosiologi untuk pertama kali
diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya Comte sering disebut sebagai
bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang
pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan
dalam tahun 1838.
Di Indonesia sendiri, sebenarnya para raja
dan pemimpin di Indonesia sudah mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi dalam
kebijakannya begitu pula para pujangga Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenario Kolopaking,
untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948) pada Akademi Ilmu Politik
di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM .
Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas
Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan politik atau Fakultas Ilmu Sosial.
Sampai saat ini belum ada Universitas yang mngkhususkan sosiologi dalam suatu
fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa fakultas
Sosial dan Politik UGM, UI dan UNPAD.
Banyak nama atau orang Indonesia yang
menjadi ahli atau sosiolog besar dalam perkembangan sosiologi di Indonesi.
Salah satunya adalah Prof. Dr. Selo Soemardjan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Selo_Soemardjan
diakses tanggal 02 Februari 2010
http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/struktur-ketergantungan-dan-moda-produksi/#more-70
diakses tanggal 02 Februari 2010
http://organisasi.org/definisi-pengertian-sosiologi-objek-tujuan-pokok-bahasan-dan-bapak-ilmu-sosiologi
diakses tanggal 03 Februari 2010
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/paulus-wirutomo/index.shtml
diakses tanggal 03 Februari 2010
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/arief-budiman/index.shtml
diakses tanggal 03 Februari 2010
Post a Comment
Post a Comment