-->

Pengertian Istidraj dan Dalilnya

Assalamualaikum Sobat, Pernah tidak kalian menjumpai sesuatu yang janggal menurut kita sebagai orang awam?. Kita sudah rajin ibadah, rajin baca Al-Qur'an dan juga rajin bersedekah tetapi hidup kita tambah susah dan kesusahan. tetapi sebaliknya saudara kita yang kesehariannya penuh maksiat tidak pernah sholat tetapi rizki dia semakin berlimpah dan penuh kesenangan. Baca selengkapnya pengertian Istidraj dan dalilnya dibawah ini dan semoga kita dan keluarga kita dijauhkan dari azab Istidraj ini.. Aamiin 


Pengertian Istidraj adalah Kesenangan duniawi dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dariNya yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia mau bertobat atau semakin jauh dari Allah SWT.





Pengertian Istidraj dan Dalilnya

Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ro-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara Istidraj dari Allah kepada hambanya dipahami sebagai "Hukuman" yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allah biarkan orang ini dan tidak disegerakan adzabnya. Allah berfiman,



سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ
"Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44)
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj.
Jika kita dapati seseorang yang semakian jelek kualitas ibadahnya, semakin tidak ikhlas, berkurang kuantitasnya, sementara maksiat semakin sering, baik maksiat Kepada Allah SWT dan juga kepada manusia, tetapi semakin melimpah rezki yang Allah berikan kepadanya, kesenangan hidup begitu mudah didapatkan, tidak pernah sakit dan celaka, panjang umur dll. Maka, hati-hatilah bisa jadi itu adalah Istidraj baginya.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44).
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter